Selasa, 05 Maret 2013

Menjadi Seberkas Cahaya Kehidupan

Berusahalah agar dapat menjadi arus yang bersih di dalam keruhnya dunia fana ini dan menjadi seberkas cahaya di dalam kegelapan yang penuh angin dan hujan. Berusahalah menjaga pelita nurani yang masih samar-samar menyala. Jagalah kesadaran seperti tatkala berjalan di pinggir jurang yang
licin. Sang Guru mengawali pesannya padaku senja itu. Suaranya semakin menambah sejuknya senja itu setelah diguyur hujan lebat. Sahabatku… Hidup ini harus berarti. Minimal dapat menjadi cahaya lilin yang dapat menerangi diri sendiri. Jangan sampai terlena dan hanyut dalam dunia yang semakin menyesatkan ini. Begitu banyak tipu daya. Di mana dunia yang diliputi kegelapan. Dengan segala kesempatan yang tersedia untuk terjerumus dalam kesalahan. Kebencian, keserakahan, kemaksiatan, perselisihan, dan pandangan sempit. Pergaulan bebas, moral etika yang tidak terjaga, dan kehilangan kesopanan merupakan hal yang sudah biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Sahabatku… Sadarlah, bahwa engkau tidak layak mengikuti arus kehidupan yang ditawarkan dunia. Seolah tiada yang salah dengan semua yang ada. Bahwa semua sekadar mengikuti perkembangan jaman. Dunia berubah dan manusia harus mau mengikuti perubahan. Sahabatku… Dunia ini bila diibaratkan perjalanan hari. Kini sudah memasuki senja menuju gelap. Bila kesadaran tak terjaga, maka akan mudahnya engkau hidup serupa dunia ini. Hidup dalam remang-remangnya kegelapan. Setiap manusia memiliki pelita nurani pada dirinya. Itulah yang akan menjadi penerang bagi manusia ketika memasuki jaman kegelapan. Dimana iblis-iblis menebarkan pengaruhnya. Lihatlah bahwa kini tidak sedikit manusia yang berubah. Tidak ingat siapa diriya lagi. Menjadi manusia tapi bukan manusia. Sahabatku… Nyalakan selalu pelita nuranimu. Jangan sampai padam sebagai penerang hidup. Jadilah terang bagi sekelilingimu. Bukan engkau yang tersemar dalam keruhnya dunia ini. Bertahanlah dalam hujan, angin, dan badai kehidupan dalam seberkas sinar pelita nurani, sahabatku. 

Sumber : http://katedrarajawen.blogdetik.com/?cat=150277

0 komentar: